Energi: Diam-diam Amerika Serikat (AS) mengincar potensi tambang uranium di Kalimantan
Energi: Diam-diam Amerika Serikat (AS) mengincar potensi tambang uranium di Kalimantan
BERITA dari Jawa Pos Online:
Diam-diam Amerika Serikat (AS) mengincar potensi tambang uranium di
Kalimantan, termasuk Kalimantan Timur. Itu dilakukan setelah negeri yang
mengklaim sebagai polisi dunia itu gagal menekan Iran untuk mendapatkan
sumber bahan nuklir tersebut.
Kabar itu diungkapkan Drs H Abdul Latif Abdul Hamid MSi, dosen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kuala Kapuas, Kalteng, yang mengikuti seminar
tentang teknologi, termasuk pembahasan masalah uranium di Jakarta, Sabtu 28
April. "Sebenarnya seminar membahas persoalan khusus teknologi. Tapi,
narasumber dari Iran dan Turki sempat mengungkapkan permasalahan itu kepada
peserta seminar. Pernyataan mengenai rencana AS menguasai Kalimantan itu
bukan materi pokok seminar, namun menjadi sangat menarik," kata Latif.
Pria yang sekarang menempuh program S-3 di sebuah perguruan tinggi di
Jakarta itu mengungkapkan, narasumber mendukung pernyataan tersebut dengan
data intelijen yang bersumber dari foto satelit. "Kalau Iran dan negara
Timur Tengah lainnya bisa dikuasai AS dengan isu-isu nuklir seperti
sekarang, wilayah Kalimantan aman. Tetapi, kalau gagal di Timur Tengah,
sasaran berikutnya adalah Indonesia, dalam hal ini Kalimantan," ujarnya.
Dalam seminar terungkap bahwa kandungan uranium di bumi Borneo, termasuk
Kaltim, lebih tinggi dibanding kandungan uranium lain yang ditemukan di
dunia. Potensi uranium ditemukan di wilayah pedalaman Kutai Barat, Kutai
Kartanegara, serta di beberapa wilayah di Kaltim.
Kandungan uranium di Kalimantan mencapai 24 ribu ton yang setara dengan
kebutuhan listrik 9.000 megawatt selama 125 tahun. Lokasinya di Desa Kalan,
Kecamatan Ella Hilir, Melawai, Kalimantan Barat. Kabarnya, uranium di
kawasan itu sudah ditambang secara misterius oleh pihak asing, yang
disebut-sebut dari Prancis.
Diam-diam Amerika Serikat (AS) mengincar potensi tambang uranium di
Kalimantan, termasuk Kalimantan Timur. Itu dilakukan setelah negeri yang
mengklaim sebagai polisi dunia itu gagal menekan Iran untuk mendapatkan
sumber bahan nuklir tersebut.
Kabar itu diungkapkan Drs H Abdul Latif Abdul Hamid MSi, dosen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kuala Kapuas, Kalteng, yang mengikuti seminar
tentang teknologi, termasuk pembahasan masalah uranium di Jakarta, Sabtu 28
April. "Sebenarnya seminar membahas persoalan khusus teknologi. Tapi,
narasumber dari Iran dan Turki sempat mengungkapkan permasalahan itu kepada
peserta seminar. Pernyataan mengenai rencana AS menguasai Kalimantan itu
bukan materi pokok seminar, namun menjadi sangat menarik," kata Latif.
Pria yang sekarang menempuh program S-3 di sebuah perguruan tinggi di
Jakarta itu mengungkapkan, narasumber mendukung pernyataan tersebut dengan
data intelijen yang bersumber dari foto satelit. "Kalau Iran dan negara
Timur Tengah lainnya bisa dikuasai AS dengan isu-isu nuklir seperti
sekarang, wilayah Kalimantan aman. Tetapi, kalau gagal di Timur Tengah,
sasaran berikutnya adalah Indonesia, dalam hal ini Kalimantan," ujarnya.
Dalam seminar terungkap bahwa kandungan uranium di bumi Borneo, termasuk
Kaltim, lebih tinggi dibanding kandungan uranium lain yang ditemukan di
dunia. Potensi uranium ditemukan di wilayah pedalaman Kutai Barat, Kutai
Kartanegara, serta di beberapa wilayah di Kaltim.
Kandungan uranium di Kalimantan mencapai 24 ribu ton yang setara dengan
kebutuhan listrik 9.000 megawatt selama 125 tahun. Lokasinya di Desa Kalan,
Kecamatan Ella Hilir, Melawai, Kalimantan Barat. Kabarnya, uranium di
kawasan itu sudah ditambang secara misterius oleh pihak asing, yang
disebut-sebut dari Prancis.
0 komentar :